wahai terkasih..
ku mulai cinta dengan kejujuran..
ku akui cinta dengan sejujurnya..
ku jalani cinta dengan rasa apa adanya..
ku maknai cinta dengan menyusuri kehendakNya..
wahai tersayang..
saat lama waktu yang telah berlalu..
ku pernah bertanya pada sisi hatiku..
bila semua terlahir dengan belahan hati..
meski tak tersatukan waktu..
walau tak tertemukan kesempatan..
dimanakah belahan jiwaku..
yang mampu getarkan hati..
tanpa alasan akal dengan bermacam analisa..
yang hanya dengan sedikit tanda..
terbaca layaknya bercermin kaca..
wahai perinduku..
doa yang hampir terlupakan..
keinginan yang mulai terpudarkan waktu..
meski beberapa rasa kagum pernah muncul..
walau sedikit rasa suka pernah datang..
namun rasa itu tak pernah hadir..
sampai pertengahan usia hampir memupuskannya..
wahai pelangi jiwaku..
saat hadirmu mungkin sama dengan yang umumnya..
hingga cerminan jiwa memantulkan rasa begitu dekat..
laksana bertahun mengenalmu..
seperti awal dari sumber yang sama..
meski ku begitu serasa mengenalmu..
bagaimana mungkin ku abaikan khawatirku..
hingga jujur harus ku putuskan..
padamu ku tak mungkin tutupi apapun..
meskipun fakta yang sulit diterima..
karna ku yakin kau belahan jiwaku..
karna ku telah rasakan tanda itu..
wahai matahari hatiku..
kini meski hening sapa antara kita..
ku tak pernah merasa jauh darimu..
semakin ku rasa kau belahan jiwaku..
walaupun betapa sakitnya merindu..
meskipun betapa menderitanya berharap..
rasa tentram karna telah menemukanmu..
obati penantian yang begitu panjang..
wahai belahan jiwaku..
bagaimanapun waktu yang telah kita lalui..
takan memupuskan rasa ini..